
Kedelai merupakan salah satu komoditas pertanian strategis di Indonesia. Kedelai dengan berbagai olahannya seperti tahu, tempe, susu, kecap dan lainnya adalah sumber protein nabati tinggi bagi masyarakat Indonesia. Seiring dengan meningkatnya populasi penduduk, kebutuhan akan kedelai pun semakin meningkat. Sementara itu produksi kedelai dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.


Menteri Pertanian Dr. H. Syahrul Yasin Limpo dalam acara rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI tanggal 9 Juni 2021 mengatakan Kementan beserta jajarannya dan pihak-pihak terkait terus mendorong produktivitas dan perluasan kedelai agar kebutuhan kedelai dapat dipenuhi secara mandiri. Hal ini sekaligus menjadi jawaban atas pertanyaan Ketua Komisi IV DPR RI yang meminta agar kedelai lokal tidak boleh kalah dengan kedelai impor.
Seiring dengan itu Tahun 2021 dalam upaya meningkatkan produktivitas kedelai Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan Komisi IV DPR RI di daerah termasuk di Provinsi Bali, bergerak mendorong peningkatan produktivitas kedelai melalui kegiatan Demontrasi Plot (Demplot) maupun Bimbingan Teknis (Bimtek) kepada petani.
Arahan Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan Dr. Ir. Fadjry Djufry, M.Si dalam Rapat Kerja Lingkup Balitbangtan tahun 2021 menyampaikan bahwa lebih dari 600 inovasi teknologi pertanian yang telah dihasilkan Balitbangtan. “Inovasi Teknologi ini harus diseminasikan kepada petani untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di lapangan” tegasnya.
Hari Rabu Tanggal 30 Juni 2021 Badan Litbang Pertanian melalui Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali melaksanakan acara Bimtek untuk petani di Subak Bengkel, Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali dengan tema “Inovasi Teknologi Budidaya Kedelai Mendukung Pertanian Maju, Mandiri, Modern, di Provinsi Bali”. Bimtek tersebut terselenggara dalam rangka mendukung program Hirilisasi Inovasi teknologi Balitbangtan.
Acara Bimtek dihadiri secara offline oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan dan jajarannya, BPSB Provinsi Bali, Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Jembrana, PPL dari BPP Kediri, Kepala Desa Bengkel, Kepala Desa Pangkung Tibah, aparat desa, dan petani anggota Subak Bengkel sebagai peserta dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Selain itu Bimtek juga diikuti oleh lebih dari seratus orang masyarakat umum secara virtual. Bimtek dibuka langsung oleh Anggota Komisi IV DPR RI dapil Bali drs. I Made Urip M.Si, seusai melakukan panen bersama kedelai Demplot Kawasan Pertanian Maju Mandiri Modern di Bali seluas 8 hektar yang berlokasi di subak Bengkel Tabanan.
Dalam arahannya Bapak I Made Urip menyampaikan bahwa sebagai Anggota komisi IV DPR RI dirinya akan terus mendorong program swasembada kedelai baik di tingkat lokal Bali, maupun di tingkat nasional. “Saat ini kita masih tergantung dengan kedelai impor. Kami yakin permasalahan kedelai ini bisa ditangani dengan inovasi yang telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian bekerjasama dengan seluruh stakeholder dan Demplot ini sebagai bukti nyata, bahwa provitas dan produksi kedelai bisa ditingkatkan” ujarnya.
Disampaikan pula Komisi IV DPR RI akan terus mendukung pertanian di Bali dengan kebijakan-kebijakan di sektor pertanian maupun dari segi anggaran agar pertanian betul-betul menjadi tulang punggung yang kuat dalam membangun pertanian di Bali yang terkenal dengan kekuatan subaknya. “ Karena ternyata di ujian kita sekarang ini akibat pandemi covid 19, dimana sektor lainnya melemah pertanian kita di Bali tetap kuat dan kokoh”.
Terkait dengan pengembangan komoditas kedelai di Bali l, Dr. I Made Rai Yasa Kepala BPTP Bali dalam sambutannya menyampaikan data tentang produksi dan kebutuhan kedelai di Bali. “ Konsumsi kedelai di Bali terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2020 berpotensi mencapai sebesar 36.266.194 kg. Permasalahannya, luas tanam kedelai di Bali justru menurun. Pada tahun 2014 luas tanam kedelai di Bali mencapai 5.508 ha, namun menjadi hanya sekitar 1.726 ha di tahun 2019. “Kabupaten Tabanan sebagai sentra lahan sawah di Bali berpotensi mengembangkan kedelai, namun pada periode yang sama luas tanam kedelainya juga turun dari 593 ha menjadi 229 ha. “Di sisi lain provitas kedelai di Bali relatif stagnan yakni berkisar 1,3 ton/ha. Kodisi saat ini petani juga kurang berminat menanam kedelai karena produktivitasnya rendah” Jelasnya.
Disampaikan pula untuk menarik minat petani mengembangkan kedelai, tahun 2021 BPTP Bali membuat demplot dengan inovasi varietas dan teknologi budidaya. Varietas yang dikaji adalah varietas Anjasmoro, Detap 1, Devon 1, dan Varietas Biosoy. Hasil demplot menunjukkan, kedelai Varietas Biosoy menghasilkan produktivitas tertingi yakni 2,85 ton/ha kemudian diikuti oleh Varietas Devon 1 yakni 2,7 ton/ha, Detap 1 yakni 2,64 ton/ha, dan terendah adalah Varietas Anjasmoro yang berkembang luas di Bali dengan hasil 2,2 ton/ha. “Hasil ini jauh lebih tinggi daripada rata-rata produktivitas kedelai di Kabupaten Tabanan yang hanya 1,33 ton/ha” ungkapnya. Selain provitasnya tinggi, kedelai Varietas Biosoy juga memiliki biji terbesar dibandungkan varietas lainnya; yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Informasi lainnya disampaikan oleh Kepala BPTP Bali bahwa pelaksanaan Demplot bekerjasama BMKG Stasium klimatologi Jembrana dalam hal penentuan waktu tanam yang tepat berdasarkan rekomendasi cuaca dari BMKG, serta Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan dalam hal pendampingan.
I Made Merta Suteja yang akrab dipanggil pak Boki, petani sekaligus pengurus Subak Bengkel, menyampaikan terimakasih nya karena subaknya telah dipilih menjadi lokasi pengembangan inovasi teknologi kedelai dari Balitbangtan Kementan. Menurutnya produksi kedelai VUB pada demplot sangat menggiurkan sehingga dirinya ingin mengembangkan benih kedelai tersebut. “Kami siap menjadi petani penangkar benih kedelai inovasi Balitbangtan, proses untuk produksi benih sudah kami ajukan untuk mendapatkan sertifikasi dari BPSB Provinsi Bali”, ungkapnya dengan penuh semangat.