
Jumat, 28 Mei 2020 sebagai rangkaian dari kegiatan teknis Hilirisasi Teknologi Penggemukan Sapi di Gapoktan Bina Karya Bakti Desa Musi Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng, BPTP Bali melatih petani membuat probiotik dari kunyit untuk ternak sapi. Kegiatan pelatihan dikoordinir oleh sub koordinator kegiatan Ni Luh Gede Budiari (Peneliti BPTP Bali).


Budiari menjelaskan kegiatan tersebut bertujuan agar petani bisa dan mampu mandiri dalam membuat probiotik dan membuat awetan pakan ternak berbahan baku limbah pertanian. Dirinya juga menyebutkan kendala utama dalam usaha ternak sapi di lahan kering adalah ketersediaan hijauan pakan apalagi di musim kemarau, sehingga limbah pertanian seperti jerami banyak dimanfaatkan oleh peternak. “Disisi lain limbah pertanian tersebut memiliki kelemahan yaitu serat kasarnya tinggi dan kandungan protein rendah sehingga diperlukan pengolahan untuk menurunkan serat kasar dan meningkatkan kandungan proteinnya, sedangkan untuk meningkatkan kecernaan pakan apalagi pakan dengan serat tinggi diperlukan probiotik” ujarnya.
Budiari menambahkan penjelasannya, bahwa untuk membuat probiotik kunyit tidaklah sulit bahannya mudah didapat karena banyak tersedia di sekitar lokasi. Menurutnya untuk membuat 5 liter probiotik dibutuhkan 1 kg daun indigofera, 1 kg kunyit, 0,5 kg daun kelor, 10 ml EM 4/Bio Cas dan 1,5 kg molase. Bahan yang sudah terkumpul dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam larutan Air + EM4 + molase sambil diaduk hingga merata. ” Setelah proses pengadukan langkah selanjutnya difermentasi dalam bak atau tong yang tertutup rapat selama 7-14 hari”, jelasnya menambahkan.
I Kadek Diarsa, (Anggota Kelompok Tani) mengaku dari pengalamannya dalam pemberian probiotik kunyit ke ternak sapinya memberikan pengaruh sangat baik. “Sapi-sapi saya nafsu makannya menjadi lebih meningkat dan bulunya kelihatan lebih mengkilap dibandingkan sebelum diberikan probiotik kunyit”, sebutnya.